Skip to main content

Ini Dia Alva Cervo Q Sepeda Motor Listrik paling Laris sejak launching

Alva Cervo adalah produk dari merek motor listrik ALVA yang dikembangkan oleh PT Ilectra Motor Group (IMG). ALVA Cervo merupakan motor listrik kedua yang diluncurkan oleh PT Ilectra Motor Group, setelah Alva One. Merek ALVA sendiri merupakan bagian dari PT Indika Energy Tbk. Pendiri atau pemilik saham utama dari PT Indika Energy Tbk adalah Agus Lasmono, yang juga merupakan anak dari pendiri Cinema XXI, Sudwikatmono. 
Secara lebih rinci:
Produk:
Alva Cervo adalah sepeda motor listrik yang diluncurkan oleh PT Ilectra Motor Group (IMG). 
Merek:
ALVA adalah merek motor listrik yang dikembangkan oleh PT IMG, bagian dari PT Indika Energy Tbk. 
Pendiri/Pemilik:
PT Indika Energy Tbk, yang saham utamanya dimiliki oleh Agus Lasmono, anak dari Sudwikatmono. 
Alva Cervo sebagai produk kedua:
Alva Cervo merupakan produk kedua yang diluncurkan oleh PT Ilectra Motor Group setelah Alva One. 
Konsep Produk:
ALVA Cervo dan Alva One mengusung konsep "Boost Your Next Move" dengan fokus pada desain, performa, dan konektivitas. 
Penyempurnaan Desain:
ALVA Cervo dilengkapi dengan fitur-fitur yang menyempurnakan desain, performa, dan konektivitas. 
Fitur Unggulan:
Alva Cervo dilengkapi dengan fitur "Boost Button" dan mode berkendara seperti Eco, Urban, dan Sport. 
Konektivitas:
ALVA Cervo dapat dihubungkan dengan aplikasi MY ALVA Mobile App untuk mengecek kondisi kendaraan. 
Desain dan Performa:
Alva Cervo didesain dengan konsep yang berbeda dari motor listrik lainnya di Indonesia. 
Performa:
Alva Cervo memiliki kecepatan maksimal hingga 103 km/jam. 
Pilihan Warna:
Alva Cervo tersedia dalam beberapa pilihan warna, seperti Nebula Green, Mars Cooper, dan Edgy Turquoise. 

Comments

Popular posts from this blog

Seorang Driver ojol menjadi korban penikaman Di Samarinda

 Rabu 14/8 Sekitar pukul 22:00 WITA telah terjadi Sebuah insiden di mana Seorang Driver ojol yang akrab di sapa Asman warga jalan sentosa dalam menjadi korban penikaman di kawasan simpang wisma kelurahan pelita, kota Samarinda, Korban yang mengendarai sepeda motor Honda beat dengan nopol KT 4733 II itu mendapat luka tusukan di bagian perut sebelah kiri, saat berita ini di turunkan korban masih dalam perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Samarinda, Masih belum diketahui secara pasti kronologis serta motif dari insiden tersebut, Namun berdasarkan informasi yang beredar oleh beberapa warganet di ceritakan sebelum insiden korban sempat menegur pengendara lain karena merokok sambil berkendaraan yang tak jauh dari TKP, lalu terjadilah cekcok yang berujung penikaman terhadap korban Baca juga artikel lainnya di sini

Gak Mau Berjuang , Tim Alhamdulillah dan Tim Sukur tetap Onbid

 Berbeda halnya dengan ojol dari tim sukur dan tim Alhamdulillah (meski ngojol gak ada hasilnya tetap bilang Di sukuri aja) pagi ini tanggal 20/5 terpantau tetap onbid kemungkinan mereka akan onbid dengan cara lepas atribut pada siang hari, Hal ini di sebabkan kendaraan yang mereka pakai tidak membutuhkan biaya servis dan hanya menggunakan bahan bakar air, hal ini lah yang membuat tim Alhamdulillah dan tim sukur tidak mau bersama-sama untuk berjuang mendapatkan keadilan tarif,  Kendati demikian respon pemprov kaltim untuk tarif ojek/taxi online kemungkinannya akan naik dan menjadi satu harga tanpa perang argo, hal tersebut bisa saja terjadi akibat para aplikator enggan menurunkan potongan, kemungkinannya tarif tersebut akan menjadi rata sebesar kisaran 15 ribu rupiah untuk jarak dari 0 km hingga 4km untuk layanan bike, Jika hal ini terjadi maka ketimpangan sosial yang ada di Kaltim kemungkinan akan teratasi dengan tarif sebesar itu, adapun salah satu aplikator yang di singgung...

Gajih Sultan Adji Muhammad Parikesit, Sultan Koetai Kartanegara Ing Martadipura

Luas wilayah kesultanan Kutai yang tercatat pada tahun 1960 adalah seluas 115.426,03 km². Pada tahun 1960, wilayah Kesultanan Kutai Kertanegara atau Daerah Istimewa Kutai dibagi menjadi 3 wilayah Pemerintah Daerah Tingkat II, yakni Kabupaten Kutai, Kotamadya Balikpapan dan Kotamadya Samarinda. Sementara dari Perjanjian Sultan Adji Muhammad Sulaiman dengan pemerintah Hindia Belanda tentang konsesi minyak mentah dan batu bara yang telah di sepakati antara lain, Gajih Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura adalah 7.000 Gulden setara 518 juta rupiah sebulan dan kompensasi tahunan adalah 30.500 gulden setahun setara 2,2 milyar rupiah setahun, dengan rincian 5% dari minyak mentah, hasil hutan dan batu bara, belum termasuk 16.000 Gulden sebagai hak atas sungai Mahakam yang menjadi akses keluar masuk kapal pengangkut, total kekayaan Sultan terakhir yaitu Sultan Adji Muhammad Parikesit selama menjabat adalah kurang lebih 10.000.000 Gulden Setara 740 milyar rupiah  Belum termas...